Jumat, 09 April 2010

KOLOFON

Banyak dari kita barangkali kurang akrab dengan istilah kolofon. Di jagat penerbitan, kolofon menggambarkan unsur-unsur detail dari produksi sebuah buku.

Kolofon memuat informasi seperti jenis tipografi (huruf) yang digunakan untuk teks buku, jenis kertas untuk halaman-halamannya, jenis tinta, bahkan juga bahan untuk jilid (karton, kain), dan cara menjilidnya.

Jika sebuah buku dilengkapi dengan kolofon, biasanya data ini ditempatkan pada halaman yang sama dengan informasi perihal hak cipta dan data penulis, penerjemah, editor, dan ISBN. Kadang-kadang kolofon diletakkan di bagian akhir buku.

Namun, kelaziman untuk mencantumkan data seperti jenis huruf, jenis kertas, apalagi tinta cetak sudah banyak ditinggalkan. Penerbit Indonesia pada umumnya tak lagi memajang data ini. Misalnya: tipe huruf Garamond, ukuran 10 point, jenis kertas HVS 70 gram. Di antara yang amat sedikit itu bisa disebut Penerbit Erlangga, Jakarta, yang dalam beberapa bukunya masih mencantumkan data jenis huruf dan kertas yang dipakai.

Dari mana asal kata kolofon? Ada yang menyebutkan kata ini diturunkan dari kata dalam bahasa Latin, colophon. Yang lain menyebutnya dari bahasa Yunani, kolophon.

Tapi umumnya orang bersepakat bahwa kata ini memiliki arti "puncak" atau "sentuhan akhir". Asal-usulnya barangkali dapat ditelusuri dari sejarah buku. Sebelum mesin cetak digunakan di Eropa Barat, setiap manuskrip acap kali diakhiri dengan pernyataan tentang penulis atau pengarang manuskrip.

Buku cetakan pertama yang diketahui memasang kredit tentang jenis mesin cetak dan tanggal pencetakannya ialah Mainz Psalter yang diterbitkan oleh Fust and Schoeffer.

Di paragraf terakhir manuskrip yang terbit pada 1457 ini tercantum pernyataan semacam itu, yang kini disebut kolofon. Baru sesudah 1520 informasi semacam itu mulai dicantumkan di halaman judul yang terletak di bagian awal buku.

Nama kolofon tidak unik. Sebuah kota kuno di Asia Kecil diketahui juga memakai nama ini, yang konon diturunkan dari kata Latin colophonium, yang berarti colophony, yakni sejenis zat yang diambil dari tanaman dan pepohonan dan dipakai untuk bahan pernis.